Sabtu, 13 September 2008

Oleh-oleh Khas Jawa Barat

''Lauk Cai" Jadi Ikon Jawa barat

Orang tua di Tatar Sunda menyebut ikan air tawar sebagai "lauk cai". Ikan bagi masyarakat Pasundan telah menjadi bagian kehidupan. Hal ini dimungkinkan karena sumber daya alam di Jawa Barat pada umumnya memiliki sumber daya air yang memadai bagi tumbuh dan berkembangnya ikan. Keberadaan balong tetenong (kolam comberan) di seputar rumah banyak ditemui di pelosok perkampungan. Budaya memelihara ikan di tanah Pasundan sudah tertanam sejak para petinggi Kerajaan Galuh - lebih kurang 300 tahun lalu mulai menggali sebagian bantaran sungai sebagai tempat menyimpan ikan. Setelah itu, mereka berangsur-angsur memelihara ikan di kolam atau di sawah. Pengalaman turun-menurun memelihara ikan akhirnya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan lauk keluarga saja, tetapi berubah juga menjadi ladang usaha guna memperoleh penghasilan.


Opak Gairahkan Desa Conggeang

”Kalau tidak bekerja, keluarga saya susah karena hanya mengandalkan penghasilan suami dari usaha ojek,” kata Cicih (40), pekerja di pabrik Opak Oded. Dengan bekerja, setidaknya Cicih membawa pulang upah Rp 6.000-Rp 15.000 per hari. ”Di desa mah uang segitu sudah besar. Sebab, saya hanya beli lauk, sedangkan beras dari hasil panen masih cukup hingga panen berikutnya,” tutur Cicih. Opak adalah panganan dari nasi ketan yang ditumbuk dan parutan kelapa. Nasi ketan dan kelapa dicampur lalu dibentuk bulat pipih. Sebagian besar opak Conggeang berdiameter tujuh sentimeter. Nasi ketan yang sudah dibentuk, dijemur seharian dan dibakar di atas bara arang yang ditutupi abu gosok.Karena opak Conggeang sangat tergantung pada pemanasan sinar matahari, rasanya pun berbeda jika musim berganti. Pada musim kemarau akan dihasilkan opak paling enak karena lebih renyah.


Asinan Bogor

Asinan Bogor merupakan jenis makanan yang terdiri dari buah-buahan segar, atau sayuran asin, dan sayuran segar lain yang diberi kuah warna merah yang rasanya segar, manis dan asam. Meskipun namanya asinan, rasanya tidak asin malahan lebih kearah manis-pedas. Dinamakan asinan barangkali karena salah satu komponennya sawi asin. Asinan ini banyak dijual disepanjang jalan Suryakencana dan Siliwangi, tapi yang populer dan enak citarasanya adalah Asinan Gedung Dalam dan Asinan jalan roda(memiliki komponen oncom hitam bakar).


Nikmatnya Tahu Sumedang

Sumedang – Siapa tak kenal dengan tahu sumedang. Makanan khas Indonesia yang berasal dari Sumedang, di daerah Jawa Barat ini tidak hanya gurih rasanya tapi juga kaya akan protein dan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh. Bagi Haji Tamim (58), tahu sumedang telah mengubah hidupnya. Bagaimana tidak, berawal dari seorang pedagang kaki lima di pasar, ia lalu berdikari menjadi salah seorang pengusaha tahu yang sukses.
Perjalanan berhari-hari itu membuat Presiden rindu akan satu hal: tahu. "Sudah tiga minggu saya tidak makan tahu," keluhnya seperti ditirukan seorang ajudan. Karena itu, begitu tiba di Istana Negara pada Sabtu petang lalu, sang ajudan langsung menghampiri Kepala Koki Istana Atun Budiono. Dengan sigap Atun mengambil dua kotak tahu Sumedang putih yang telah dipotong kecil-kecil dari dalam lemari es. Lalu merendamnya dalam minyak kelapa murni Virgin Coconut Oil Laurico. Koki lain menyiangi cabai rawit hijau.

Peuyeum Bandung Kamasyur

SIAPA tidak kenal peuyeum bandung? Syair lagu dalam bahasa Sunda tersebut menggambarkan betapa terkenalnya peuyeum (tape singkong) bandung. Makanan hasil fermentasi khas Jawa Barat ini bukan hanya terkenal kelezatannya, tetapi juga harganya yang murah. Tidak heran jika makanan ini sempat menjadi salah satu makanan primadona Jawa Barat (Jabar). Tidak hanya diminati oleh warga Bandung, makanan yang rasanya khas ini juga diminati oleh pengunjung dari luar kota. Tidak jarang mereka datang ke Bandung untuk sekadar membeli peuyeum, baik sebagai oleh-oleh maupun untuk dikonsumsi sendiri.


Menanti Kebangkitan Jeruk Garut

Keunggulan jeruk keprok garut adalah aromanya yang wangi dan rasanya yang manis. Daging buahnya tebal dan berair banyak memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 760 Tahun 1999, tanaman tersebut ditetapkan sebagai varietas unggulan khas Garut. Jeruk itu pernah mengalami masa keemasan pada 1980-an. Saat itu terdapat 1,3 juta pohon dalam lahan seluas 2.600 hektar dengan produksi sekitar 26.000 ton per tahun. Namun, tahun 1990-an, populasinya merosot tajam dan menyisahkan 52.000 pohon akibat serangan penyakit CVPD.


© 2008 Nyaangan Alam Dunya


3 komentar:

Unknown mengatakan...

Hade uy...tmbh padet eusi na.mun urang rek nulis?kumaha tah?

kamBLINK183 mengatakan...

teh enoy bade ikutan nulis..? Boleh2 aja.. Asal jgn trlalu brat yach.. yach.. yach..

Jalupati mengatakan...

Assalamu'alaikum wr.wb.,
sampurasun.......

Jigana kedah aya penghargaan khusus kanggo saha wae nu tos ngeusian artikel. Terutami artikel nu paling mengangkat kabudayaan sareng potensi urang Sunda dan Jawa Barat.

 
Serenity Blogger Template