Jumat, 27 Februari 2009

Jaipong polemik continues...

07/02/2009 13:58
Gubernur Jabar Enggan Komentari Jaipong Lagi

Liputan6.com, Depok: Gubernur Ahmad Heryawan enggan mengomentari polemik tarian jaipong yang ramai dibicarakan para semiman Jawa Barat. "Mau tanya apa, soal itu lagi, saya nggak mau komentar," kata dia usai bersilaturahmi dengan pegawai Pemerintah Kota Depok, Sabtu (7/2).

Polemik tentang tarian khas Sunda itu memanjang usai seniman Jabar khususnya ahli jaipong menyatakan akan mengabaikan imbauan Gubernur untuk mengurangi aspek "goyang, geol, gitek" dan pemakaian busana terbuka saat pementasan. "Tak ada pernyataan resmi tentang himbauan terhadap tarian Jaipong," jelasnya.

Gubernur tak akan mencari tahu pihak mana yang pertamakali mengeluarkan imbauan itu. "Kapan saya pernah berkomentar tentang Jaipong," tanyanya. Ahmad Heryawan berjanji akan segera bertemu dengan para seniman Jawa Barat guna membahas hal ini.

Jaipong polemik continues...

Jumat, 06/02/2009 11:20 WIB
Batasi 3G Jaipongan
Kadisparbud Jabar: Tidak Ada Pelarangan Kreativitas
Agus Rakasiwi - detikBandung

Bandung - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Herdiwan IIng S mengatakan adanya polemik di tengah masyarakat jika jaipong dilarang adalah tidak benar.

"Kami tidak melarang dan tidak pernah melarang," ujar Kadisbudpar, saat jumpa pers di Gedung Sate, Jumat (6/2/2009).

Menurut Herdiwan, gubernur juga tidak akan pernah mengeluarkan perda atau pergub soal pelarangan jaipongan dan seni lain yang dianggap seronok.

Namun, lanjut Herdiwan, Gubernur hanya mengimbau agar para penari jaipong ini tak tersandung masalah untuk ke depannya.

"Ia peringatkan agar tidak jadi masalah ke depannya. Apalagi kalau ada UU pornoaksi," katanya.

Menurutnya, sebagian masyarakat ada yang terganggu dengan penampilan penari jaipong. Misal, pakaian penari yang memperlihatkan ketiak dan goyangan si penari.

"Kalau saja bisa ditutup sedikit bagian aurat seperti ketiaknya, sebagian masyarakat yang risih bisa menerima," tambahnya.

Sebelumnya Herdiwan mengatakan jika gubernur meminta agar para penari memakai baju yang tak memperlihatkan ketiaknya. Gubernur juga mengimbau agar goyang, gitek, dan geol (3G) jaipong dikurangi.

Gubernur Jabar Larang Pentas Tari Jaipong

Bandung - Akhirnya kekhawatiran yang selama ini menggelayuti warga Jawa Barat khususnya seniman terjadi juga. Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan secara sah telah melarang seni tari jaipongan dan bajidoran dipentaskan di bumi pertiwi parahyangan.

Kasak-kusuk tentang larangan pentas Jaipongan ini beredar juga dari milis ke milis dan disampaikan pertama kali oleh Kiki Kurnia, wartawan Galamedia Bandung, melalui pesan singkatnya. Kasak-kusuk ini kemudian juga diamini salah seorang staff Disbudpar Jawa Barat, sebut saja Cecep.

“Gubernur Jabar telah melarang tari tradisional yang mengandung unsur 3G yakni, geol, gitek dan goyang, didalamnya adalah jaipongan dan bajidoran, abdi ge teu ngartos naha gubernur teh bet kitu nya…” ujar staff Disbudpar itu.

Informasi soal pelarangan tari Jaipongan ini juga dijelaskan Edi, wartawan Republika Bandung “Dalam beberapa kali ceramah di Kampus Unisba dan UPI bandung, Gubernur selalu bilang bahwa seni itu harus Islami, tidak boleh ada unsur goyangnya, ini kacau!” kecam Edi.

Kecaman senada juga disampaikan Matdon dari Majelis Sastra Bandung, “Persoalan seni budaya ini menjadi persoalan serius, mengingat budaya Jaipongan adalah budaya yang patut dipertahankan. Tradisi budaya warisan nenek moyang yang luhur itu, tidak boleh dikangkangi oleh kepentingan sekelompok manusia. Kita semua pasti beragama, seperti Gubernur yang Islami itu.”

“Susah kalau kacamata agama dikaitkan dengan budaya dalam hal ini jaipongan dan bajidoran.” ujar Matdon.

Selanjutnya Matdon mengimbau kepada seluruh warga Jawa Barat dan etnik Sunda dimana pun berada untuk menolak keputusan Gugbernur Jawa Barat ini. “Keputusan Gubernur Jawa Barat harus dilawan, kalau perlu kita lengserkan.” ancam Matdon.

Kendati kecaman demi kecaman terhadap isu keputusan Gubernur Jawa Barat ini terus berlangsung, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pihakpun yang dapat menjelaskan sejak kapan secara resmi pelarangan pementasan Seni Sunda yang “tidak Islami” ini dilontarkan oleh Gubernur Jabar.


Source : selebzone.com

 
Serenity Blogger Template